Teater Sastra Welang Berprestasi di Kala Pandemi
Teater Sastra Welang, Denpasar, berhasil memahatkan dua prestasi bergengsi. Mereka merebut Juara 1 dan Juara Favorit dalam ajang Lomba Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional yang diadakan RSUP Sanglah Denpasar.
Teater Sastra Welang membawakan puisi “Monginsidi” karya Subagio Sastrowardoyo. Puisi diaransemen oleh Dadi Reza Pujiadi, Moch Satrio Welang, dan Artha Wibawa. Kelompok yang terdiri dari tujuh personel ini menampilkan Nina Krisna (penyanyi utama), Mang Bulan (penyanyi pendukung), Artha Wibawa (gitar 1), Ryan Aditya (gitar2), Daud Gayus (gitar elektrik), Putu Benlik (kibor), dan D’Ogie (drum).
Dr. I Wayan Sudana, M.Kes., Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar, menyampaikan kebanggaannya dan ucapan syukur terima kasih atas kesuksesan acara tersebut. Dalam rangkaian semarak Hari Kemerdekaan 76 Tahun RI, acara ini tidak hanya diikuti peserta dari Bali, melainkan juga dari Indramayu, Semarang, dan Tangerang.
Peserta mencurahkan kreasi dan imajinasi dalam memberi makna sebuah puisi melalui musik. Inilah upaya menghayati semangat para pahlawan perebut kemerdekaan melalui karya seni demi Indonesia tangguh, Indonesia tumbuh.
Salah satu juri, Wayan Jengki Sunarta, menyampaikan seharusnya para penampil berupaya mempertahankan nuansa puisi. Sebagian peserta lebih menggarap musik dan cenderung melupakan daya sentuh puisi untuk sampai ke penikmatan. Banyak grup tampil semangat dan antusias.
Heri Windi Anggara, juga anggota Dewan Juri, menekankan pentingnya kerja tim. Ia melihat potensi yang dimiliki tiap individu dalam kelompok untuk membangun nuansa puisi.
Juri lainnya, Sthiraprana Duarsa, menyatakan, secara keseluruhan, peserta telah menampilkan upaya terbaik. Namun, sesungguhnya masih banyak ruang untuk lebih ditingkatkan. Contohnya, tidak sedikit peserta yang mendahulukan instrumen dibandingkan memahami secara mendalam puisi sebagai bahan dasar musikalisasi puisi.
“Puisi cenderung dipaksakan masuk ke dalam instrumen yang telah dibuat. Ini yang kemudian menyebabkan nuansa puisi menjadi hilang. Dalam kriteria lomba kali ini, selain penampilan, kesadaran media rekam, baik visual maupun audio, diperhitungkan,” ujar Sthiraprana Duarsa.
Dalam lomba ini, Juara 2 diraih Anak Badai Komunitas Kertas Budaya (Jembrana). Juara 3 disabet Teater Sawo Kecik (Indramayu).
Selain itu, terdapat pula tiga juara hiburan. Juara Hiburan 1 diperoleh Komunitas Sastra Lentera (Semarapura). Juara Hiburan 2 meluncur ke Teater Kontinental (Yayasan Pendidikan Dria Raba Denpasar). Juara Hiburan 3 digondol oleh Gedibalamoh (Semarang).
Moch Satrio Welang dari Teater Sastra Welang mengucapkan syukur atas berkah kemenangan mereka. Dikatakannya, kekuatan proses kreatif di saat dunia terpukul pandemi menjadi tantangan tersendiri.
“Secara kreativitas, kami menolak untuk mati,” tegas Satrio yang tahun lalu meluncurkan album musikalisasi puisi Teater Sastra Welang berjudul Danumaya.