SETARA: Musik Berlatar Pandemi dari Dialog Dini Hari
Dialog Dini Hari mengeluarkan Extended Play (EP) bertajuk Setara. EP baru dari band asal Bali ini berisi empat lagu.
Ada dua lagu baru yang dihadirkan, “Pemelukmu” dan “Atas Nama Cinta”. Dua lagu selebihnya, “Kulminasi II” dan “Garis Depan”, sudah diluncurkan ke publik lebih awal sebagai single.
Setara lahir dari sisa-sisa energi yang masih bergelora usai Dialog Dini Hari merilis album Parahidup pada penghujung 2019.
“Kami nggak bisa diam orangnya. Ide-ide mengalir terus,” kata Pohontua, gitaris dan vokalis Dialog Dini Hari.
Selain Pohontua, Dialog Dini Hari juga dikawal oleh Brozio Orah (bas, sintesiser, vokal) dan Putu Deny Surya (drum).
Pandemi, yang mengharuskan hidup bergerak pelan, justru jadi pengalaman baru bagi tiga personel Dialog Dini Hari. Mereka memaksimalkan studio rumah masing-masing untuk merekam dan menggarap Setara. Proses rekaman dilakukan sepanjang Maret-Juni.
“Awalnya hanya rilis single, tapi kemudian keterusan menggarap beberapa lagu lain. Akhirnya jadilah Setara ini,” ungkap Pohontua.
Secara konseptual, Setara merupakan refleksi kolektif Dialog Dini Hari tentang keadaan yang menghampiri kemanusiaan.
“Sebagai seorang penulis, aku mencoba merangkum tatanan baru manusia. Ada hal-hal signifikan yang bisa dilihat di depan mata. Bagaimana orang bahu-membahu, bagaimana semua lini berjalan sangat dinamis,” jelas Pohontua tentang ide yang mendasari napas dominan Setara.
“Mungkin terlihat biasa saja,” lanjutnya, “tapi ada hal-hal baru yang bisa kita pegang. Bahwa manusia diingatkan untuk kembali ke dasar, sesuatu yang sebenarnya ada di dalam diri kita. Bahwa manusia tetap bergantung kepada yang lainnya.”
Empat lagu dalam Setara mencerminkan ide tersebut.
Secara teknis, Setara mengusung beberapa percobaan baru. Brozio Orah mengambil peran vokal utama dalam lagu “Pemelukmu”.
“‘Pemelukmu’ adalah lagu lama, sebenarnya. Di Parahidup, dia sudah mulai bernyanyi. Dan dia adalah penyanyi yang bagus. Ketika menggarap lagu ini, dengan bongkar pasang aransemen yang kami buat, kami sepakat bahwa versi yang akhirnya kami rilis menampilkan vokalnya,” papar Pohontua.
Selain itu, dalam lagu “Atas Nama Cinta”, Dialog Dini Hari mengundang Lyta Lautner dari Soulfood dan Bonita dari Bonita and the Hus Band untuk mengisi vokal latar. Bonita merekam suaranya di rumahnya di Salatiga, Jawa Tengah.
Pola rekaman jarak jauh memang menjadi solusi selama pandemi. Hasrat berkarya tidak bisa dibendung. Tantangan jarak bisa dicarikan solusi. Setara menghidupi momen sulit ini. Meski kelak metodenya bisa jadi tidak diulang oleh Dialog Dini Hari.
“Band bekerja bagaikan tim, mulai dari konsep sampai produksi teknis. Ini sekali sajalah, selama pandemi. Kondisinya memang mengharuskan kami beradaptasi. Hasilnya memang tidak kalah dengan biasanya. Tapi sebagai sebuah tim, rasanya kami harus bekerja, diskusi, berargumen. Hal-hal begitu merupakan landasan proses kreasi Dialog Dini Hari. Setelah (pandemi) ini selesai, kami akan kembali ke studio dan melakukan hal sebagaimana biasanya,” ujar Pohontua.
Setara dirilis pada awal Juli di berbagai platform digital. Versi fisiknya, yang melibatkan paket bundle dengan kaos eksklusif, sudah tersedia di www.dialogdinihari.com dan beberapa rekanan retailer fisik.
Seluruh desain visual Setara digarap oleh ilustrator asal Jakarta, Cempaka Surakusumah.