CandikataPuisiSastraSeni

Senandung Pengantin Laki-Laki | puisi-puisi ALDA MERINI

Terjemahan Eka Ugi Sutikno
Pietà


Pandangan akut kini
dari berbagai lekukan unggul
di balik bahasa yang terpendam
dari kesungguhan tobat yang sekarang. Improvisasi
dalam rahim yang telah matang
dari keceriaan bengis. Dalam keberlimpahan
dari raungan hipotesis yang pedas,
tabir penghabisan dari kekuasaan purba,
mencondong ke atas api terendah
yang menggigil, bersama kekuatan ilahi, lincah.
Begitu juga Maut mulai menyergap
bersama tangis yang mengelilingi kekerasan. 


Cumaean Sibyl


Aku melihat bunga-bunga
memudar di puncak kelembutan yang intim
mungkin karena risalah sudah berlebihan
dan bibir mencair
dengan suara cadel dalam jangka waktu panjang,
dalam jerit, mungkin, dari kehidupan mereka;
aku mengamati pupil mata, hampa dengan sendiri,
getaran magnet, melarat,
yang menggambarkan tokoh dalam ramai.
Inilah bagaimana, di atas rupa, terentang sudah
dalam naungan intuisi yang yakin,
interval akhir yang lambat memberikan jalan,
meracuni petualangan dengan maut. 


Kala Sedih


Kala sedih merentangkan warnanya
ke dalam kelamnya jiwa
seperti dendam sapuan kuas,
aku merasakan penembak pemula dari kelaparan purba
menjadi malu dan abu
dan cahaya esok yang meregang nyawa.

Dan, ke atas menantangku, benda-benda tak bernyawa
yang aku ciptakan lebih dulu
kembali menjemput maut di dalam payudara
kecerdikanku
berhasrat pada kediamanku dan buah-buahanku,
kembali memohon kekayaan dari pengemis. 


Misi Peter


Ketika Ilahi, sunyi dan abu-abu,
bayang dari bayanganNya, tumbang
ke dalam PerkataanNya, dan dipenuhi ketidaktentuan,
tibalah Peter, dengan lengan tangguh,
tangguh di setiap dahan, untuk membawaNya ke dalam dunia...

Ketika Peter sunyi bersama dosanya,
ketika ia sudah mengingkari TuhanNya,
dan menjualNya ke setiap orang, umpan alih,
Tuhan tak juga muncul (Ia sudah menyelubungi diri
dengan kegelapan nubuat malam)
tapi ia membiarkan dering hatinya
lonceng paling jelas dari uang tebusan.

PETER ADALAH ORANG PERTAMA YANG MENYELAM KE DALAM DARAH! 


Mimpi


Selama tanpa batas waktu Yunani
ketika surga diberikan
kepada gadis-gadis dalam hangatnya taman
dan para perawan menggenggam sinar
mahkota berada di rahim mereka,
kau sudah hidup untukku
melihatmu tidur berjalan, ketika itu aku ditarik kembali
kau telah menekan pintu-pintu cinta
yang tak ada jawab. Kemarahan menetap
nikmatnya amukan musik Yunani
tak mampu bekerja keras dan belum kukuh
di agungnya cahaya yang menahanmu.
Selalu, Violetta, waktu yang membayangimu
yang menyandingkan nostalgia
untuk hal-hal yang sejati, melahirkan pemikiran
dan dimurnikan dalam pedihnya kenyataan...
Dan selalu sepi, seperti keturunan asli
kuda betina yang beranjak ke padang rumput,
menolak makanan ternak yang orang-orang tawarkan
kau membara untuk cinta seperti yang tertutup... 


Lingkar Barat


Jalan lingkar barat,
menghilir dari puncak yang dalam,
menembus ambruknya jembatan-jembatan ini,
mengambil langkah panjang dan merambah
bangunan-bangunan Porta Ticinese yang abai
maka lembah yang luas itu mungkin bertambah lapang
dan ladang-ladang menyingkap harap.
Jalan lingkar barat,
air ini mesti mati,
tak seorang pun yang berlayar, dari kejauhan, kau tidak
mendengar gedebam gema dari pembaruan,
meluncur-pisahkan jembatan-jembatan ini
di mana pelukis yang asing
binasa dalam transformasi;
inilah loncosnya susuran tangga yang merenggutmu
adalah parabola timur,
dibutakan oleh masokisme,
di sini bukanlah tempat pengetahuan tunggal,
tapi segalanya segera membusuk maut
bersama kejahatan mata pisau biru
bersama amuknya pisau bedah
yang membuat lingkungan ini
merupakan perpanjangan dari barat,
di mana Villa Fiorita bertunas. 


[Bulan menyibak dalam taman-taman rumah si sinting]


Bulan menyibak dalam taman-taman rumah majenun
beberapa pasien mendesah,
	tangan dalam saku yang telanjang.
		Bulan menuntut siksa
		dan memeras darah para penghuni asilum
telah aku lihat seorang pasien
meregang nyawa dari bangsal berdarah
di bawah cahaya bulan. 


Senandung Pengantin Laki-Laki


Barangkali di dalam tubuhmu kau  memiliki
	sebening alasan agung,
tapi bibir riangmu
	yang berasa dipenuhi ironi
	yang dipenuhi gigitan cium
		terkecuali yang mungkin Tuhan inginkan,
	seperti gigitan seseorang pada apel
		di puncak kesempurnaannya.
Dan kedua tanganmu yang terbakar
	bugil, dari keteguhan maskulinitas
	lebih membagikan peluk
	terkecuali dari panen yang berharga,
	meski hatiku bernyanyi untukmu,
		oh pengantin laki-lakiku yang bugar
		meski di dalam diriku terdapat keanehan
		bahwa di sampingku kau akan berpura-pura meregang maut
		setelah sungai kehidupan
		telah menekanmu menentang tanggul. 


Elegi


	Oh, sifat para malaikat yang biru,
kitaran dering dari sayap-sayap kebahagiaan mereka,
pernahkah aku berjumpa mereka di dalam mimpi-mimpiku?
	Oh iya, ketika aku mencintaimu.
	ketika aku sangat ingin memilikmu,
atau keindahan puncak surgawi,
	kayu-kayu yang menyusahkan,
ketika aku melangkah dalam jiwa yang menganga
	yang dikoyak oleh cinta
atau gejala-gejala dari para malaikat Tuhan,
	sakit hati kembali lagi.
Jiwa yang menganga, memperbaiki kedua sayapmu:
	aku menyusuri kedalaman luas
dan luas itu menyulitkan bulu mataku.
	Aku melihat malaikat yang baik
	merenggut senyum indahmu
dan membawanya pada mulutku.


Emily Dickinson


Emily Dickinson dijamin oleh Quaker,
Maksudnya adalah tidak ada gunanya untuk membangun dinding di antara kau dan kata-kata
dan si saudara perempuan yang kliyengan
yang mungkin siap untuk pingsan.
Kuasa menyisip diri dengan tenaga
sekop yang masuk ke dalam tanah. 


Plath


Bagi bumi yang melarat, si sial Plath itu terlampau tinggi
niscaya maut adalah yang lebih baik
dan tungku krematorium
adalah yang lebih baik ketimbang bara angin yang tak berkesudahan,
lebih baik Sylvia si firma petualang
seorang wanita yang ingin menjadi wanita utuh
yang diresahkan oleh seorang perempuan. 


Mantel


Mantel tertentu berada di rumah kami untuk lamanya waktu
bahannya terbuat dari wol berkualitas
dan wolnya tersisir halus
usang, terbolik-balik selama beribu-ribu kali
mantel ini dikenakan untuk menggurat ayah kami
sosoknya, entah itu suka atau tidak
terkait di gantungan atau di rak mantel
pakaian itu mengalahkan udara:
Melalui mantel kuno itu
aku tiba untuk mengetahui rahasia ayahku
untuk menjalani hidup itu, dalam bayang. 


Sappho


Oh sayang, darinyalah aku belajar dengan perlahan untuk menamatkan semua pekerjaan rumahku,
Oh perempuan yang luar biasa yang menunjukkan jalan pada bandar kedatangan
Oh wasiat bersejarah oh getirnya manis
Esensi dari mahkota perenungan
Bersama lembayung dan kembang, kau kau adalah lembayung,
Mengapa silau lebih mencemaskan
Dari ketidakadilan cinta yang disangkal? 


[Chiaroscuro yang tak terbendung]


Chiaroscuro yang tak terbendung,
setiap hari konsep terus bergeser,
kata sandi yang mengatakan: aku datang
dan membiarkanmu mati dengan perlahan.

Mengapa kekacauan ini melambat?
Mengapa bukan kata yang datang mendekatiku?
Mengapa tidak aku makan saja penggalan-penggalan hari lalu
yang seolah memenuhi masa depan dengan cinta?

Alda Merini (1931-2009) dikenal sebagai penulis dan penyair perempuan Itali yang pernah dinominasi mendapatkan penghargaan hadiah Nobel selama dua kali. Puisi di atas dialihbahasakan dari bahasa Itali ke bahasa Inggris oleh Susan Stewart dari buku Love Lesson: Selected Poems of Alda Merini (2009).

Eka-Ugi-Sutikno

Eka Ugi Sutikno giat di Kubah Budaya dan mengajar di Universitas Muhammadiyah Tangerang. Selain itu ia menyibukkan diri di Kabe Gulbleg.

Gambar Utama: Foto Ashkan Forouzani di Unsplash.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *