CandikataPuisiSastraSeni

MALAM BINGUNG | puisi-puisi Anam Mushthofa

Malam bingung

Didalam kamar bingung menjarah
Mondar-mandir menyetubuhi si korban
Dari ujung rambut sampai ujung kaki
Bingung tak bosan, menganalisa ruas tubuhnya
Mengusut tuntas, apa yang sedang dicemaskan?
Malam semakin larut
Bingung tak habis-habis.

2021


Kebakaran gelap


"Kebakaran, kebakaran, kebakaran" 
lolongan pak tua semakin keras, menyelinap ke bilik-bilik warga.
Mata bulan bingung, pak tua menganga,
Sorak-sorai tak membangunkan kerumunan.
"Ah, lupa. Malam ku saja yang kebakaran"
Lari-lari ia menimba air matanya,
Kebakaran lega, nasib tak jua beda.

2021


Mengubur malam


Bulan semalam  nyenyak
Tertidur diatas tumpukan gelap, lelap jauh menyumur ke mimpi
Bintang gemintang berloncatan riang, menginjak-injak kegelapan.
Geribik sunyi semalam mengabdi pada suntuk
Menyangga dagu, lamun yang kian menebal
Bunga dapur menjelma layu.
Malam akan pulang,
Dimandikan aliran nestapa, dibungkus kalimat berpintal-pintal
Dihantarkan ke pemakaman pasrah.
Tanah dan kembang-kembang menjelma serpihan doa.

2021


Malam itu


Malam itu 
Bulan datang dengan menggigil, 
Kemerdekaan yang telanjang
Hanya mengingat aspal yang mencium butir hujan,
Malam itu
Kegelapan menjarah waktu
Rumah oh rumah', dimana hatimu yang megah
Mataku lunglai meraba nyamanmu
Malam itu
Sejahtera telah kuyup
Sudah saya gantung bersama kalender
Menanti-nanti hari besar mu.

2021


Pekerja Malam


Bulan telah turun dari atap rumah
Tubuhnya terkapar dibungkam letih, ditusuk lelah
Semalaman menjaga cahaya
Agar gelap tak mencuri jalan hidupnya
Telinganya telah hilang dari pendengar
Mengistirahatkan suara, mengistirahatkan sunyi
Semalaman ia mendengar derap harapan
Namun tak kunjung jua langkahnya
Mulutnya telah bergegas dari kata-kata
Membawa puisi derai kembali' dalam diamnya
Semalaman ia menyumpal hening
Yang menerka-nerka hidupnya
Berangkatnya telah pulang
Langkahnya terkulai diterpa hal-hal rancu malam
Jiwanya telah dimandikan pegal dan linu
Seribu doa ia langitkan.

2021


Malam compang-camping

Di simpang malam menuju pagi
Berjalan lirih sendiri
Tak ada yang terganggu oleh langkahnya
Tak ada yang merasa risih dengan lemah letih nafas nya
Derap kakinya hanya dituntun oleh bayangan
Yang diam-diam lampu jalanan juga mengelus punggungnya
Badannya yang lusuh disiram waktu
Berkali-kali ia menjarah malam
Memungut sisa-sisa gelap
Menyantapnya lagi.

2021


Malam kecil

Sejak pukul dua puluh
Sekumpulan detik terasa bangkit mengendus
Mengenai jam-jam terlewati tanpa terurus
Matanya yang kecil melihat mimpi
Sejak kantuk menikam
Kemerdekaannya dirampas letih
Tubuhnya terbalut lunglai
Angannya tak henti-henti
Sejak itu
Malam menjadi kerdil
Menopang rindu yang tak kunjung mengecil
Dua  lilin  tegap menyala
Lebih rendah dari bayang-bayang nya 
Cahayanya saling berpagutan
Menyentuh ruas-ruas badan
Apinya melambai-lambai memberi sapaan
"Habis terang, jiwa kita kan fana" kata nya

2021


Bab malam

Setiap saya membuka bab malam
Halamannya adalah senyumanmu dipojok kegelapan
Kata pengantarnya adalah lembut ucapmu yang tersunyi
Judulnya adalah tubuhmu yang tegak diatas bulan
Yang pertama kali saya baca adalah dirimu
Setiap saya menutup bab malam
Jari jemari ialah langkah
Yang diam-diam menjelma doa

2021


Kisah malam

Malam ini
Aku aku akan pergi
Berpamitan sepi,
Meridhoi sunyi.
Malam ini
Aku akan membasuh muka, menggosok gigi, membasuh gelap, menggosok hening.
Malam ini
Aku akan pulang ke tempat tidur
Merobohkan badan, merobohkan malam, merobohkan ngilu.

2021
anam-mushthofa

Anam Mushthofa lahir di Brebes. Sedang menempuh pendidikan di universitas daerah Purwokerto.

Gambar utama: Foto Elijah O’Donnell dari Pexels.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *