MusikSastraSeni

DANUMAYA: Satria Eropa Timur Ilhami Satrio Welang

Danumaya, sebuah album musikalisasi puisi, diluncurkan Teater Sastra Welang di penghujung tahun ini. Dalam desakan pandemi, penyair eksentrik, Moch Satrio Welang, akhirnya memutuskan untuk meluncurkan album ini secara virtual melalui platform Sound Cloud.

Danumaya, yang dalam bahasa Sanskerta berarti menyala, diharapkan dapat menjadi satu penanda agar dalam situasi apa pun, kita tetap berjuang untuk tetap menyala dalam daya kreasi, daya juang, dan daya hidup.

Seluruh puisi dalam album Danumaya ditulis sendiri oleh Welang. Ia mengaku menghadapi banyak tantangan dalam menggarap album ini.

Menulis puisi saat bekerja di kapal pesiar memang bukan perkara mudah. Saat ide muncul, kerap diterpa gelombang pekerjaan dan riuhnya kehidupan kapal. Pernah Welang mendapat ide yang seketika ditulisnya di kertas kotak baterai, dan sempat hilang terbuang, hingga ditemukan di tumpukan sampah.

Puisi-puisi Welang lahir tidak hanya dari pergulatan batin, namun juga pertarungan di ambang batas kesadaran manusia. Antara siapa aku, untuk apa aku, dan mengapa. Kehidupan yang jauh dari tanah air, jauh dari daratan, jauh dari akar kehidupan asal. 

Tema- tema yang dihadirkan pun beragam. Mulai dari tema kehidupan dan kematian, tema ibu, tak luput juga tema cinta kisah asmaranya dengan pria-pria Eropa timur, yang menjadi sumber inspirasi terciptanya album ini. Beberapa tema itu tertuang dalam puisi ‘Ia Yang Datang Tiap Malam’, ‘ Di Laut, Percakapan Tak Usai’, ‘Jalan Pulang’, ‘Ibu’, ‘Biar Kupilih Ingatanku Tentangmu’, ‘Hukuman’, dan ‘Kita Menari Hingga Subuh Jatuh’.

Welang meyakini, jalan sastra, dalam hal ini puisi, apabila dijalankan dengan kesungguhan, akan melahirkan kemurnian. “Di jalan puisi yang sunyi, puisi akan selalu ditulis. Karena pada akhirnya kita pun akan kembali pulang,” tegasnya.

Penggarapan Danumaya dimulai pada pertengahan 2019. Beberapa karya dalam album ini juga diambil dari para pemenang Lomuisi Tetra Welang 2019, sebuah ajang lomba musik puisi Teater Sastra Welang pada tahun yang sama.

Sejumlah musisi teater muda terlibat mengaransemen lagu-lagu dalam album ini. Tercatat ada Heri Windi Anggara, Wendra Wijaya, Risma Putri, Komang Adi Wiguna, Yoga Anugraha, Adiprana Kusuma, Gyan Satria, dan Septian Efendy

Sembilan lagu dalam Danumaya dinyanyikan para penyanyi yang berangkat dari beragam komunitas di dunia teater. Mereka adalah Risma Putri, Heri Windi Anggara, Goldyna Rarasari (Senja di Cakrawala), Adiprana Kusuma (Lantaidua) dan  Yom Yomel (Quito Art).

Album musik puisi Danumaya merupakan album ketiga. Sebelumnya, Teater Sastra Welang telah meluncurkan album Taman Bunga (2013) dan Instalasi Bulan dan Matahari ( 2016).*

Tautan Album: https://soundcloud.com/user-207780019/tracks

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *