Cita Rasa Maluku Kontemporer BARRY LIKUMAHUWA
Barry Likumahuwa kembali hadir dengan lagu “Nona Manis”. Dalam bahasa Maluku, “nona manis” berarti gadis cantik. Lagu bernuansa Ambon ini diilhami istri Barry sendiri, Adinda Shalahita yang dipanggilnya “nona manis” sejak awal kebersamaan mereka.
Dalam “Nona Manis”, Barry menggandeng produser hiphop Prof. D dan duo rapper muda Rascals. Rascals sebelumnya dikenal dengan nama Lil Rascal. Sempat populer dengan lagu “Papuy” dan “Gue Kece”, video klipnya di Youtube ditonton dua juta pemirsa. Duo ini memberi sentuhan hiphop yang cukup pekat dengan rhyme unik yang memadukan bahasa Indonesia, Inggris, dan logat Ambon.
Jika biasanya Barry membuat beat sendiri, kali ini ia mempercayakannya kepada Indra Prof atau yang biasa dijuluki Prof D. Walhasil, nuansa musik “Nona Manis” tampil beda dari karya-karya terdahulu Barry. Vibe dan nuansa hiphop dekade 90-an sangat terasa.
“Style lagu ini memang dipengaruhi artis-artis hiphop seperti Skee Lo, Dr. Dre, 2Pac, dan semacamnya,” ungkap Barry.
Barry juga bekerja sama dengan kolaborator lama dari era BLP, Matthew Sayersz. Matthew mengalunkan suara khasnya yang menurut Barry belum tertandingi, dan menjadi pemanis lagu “Nona Manis”. Kolaborasi ini menjadi reuni mereka setelah satu dekade tidak berkarya bersama.
Selain ada sentuhan bahasa sehari-hari Ambon, “Nona Manis” juga berunsurkan tifa, alat musik tradisional Maluku yang direkam oleh percussionist Georgie Tanasale. Barry menggali kembali akar kebudayaan Maluku, terutama sejak wafatnya ayahnya, Benny Likumahuwa, tahun lalu. Sang ayah telah memberi Barry pemahaman tentang kebudayaan Maluku, sehingga Barry merasa berkewajiban meneruskan warisan kecintaan terhadap budaya Indonesia timur.