Bintang Tanatimur dalam Riset Remaja Korea Selatan & Indonesia
Sejak September hingga Desember 2022, salah satu siswa SMAN 7 Yogyakarta, Bintang Tanatimur, bersama 9 remaja lainnya dari Korea Selatan dan Indonesia diundang untuk mengikuti lokakarya “Research-Asian Youth”. Project “Research Asian Youth” diinisiasi oleh National Theater Company of Korea (NTCK) melalui Departemen Theater for Young Audience (TYA) Research Centre (Institut Penelitian Teater untuk Anak dan Remaja).
Tujuan lokakarya adalah untuk memahami remaja sebagai bagian dari perkembangan budaya kontemporer Asia. Projek ini turut mempromosikan pertukaran pelajar dan kerjasama antara remaja Korea dengan Indonesia. Pada 2022 kali ini diikuti oleh para remaja Korea Minseok Kang, Sijun Kim, Yeounwoo Noh, Seungah Park, dan Siwon Lee. Sedangkan dari Indonesia diikuti oleh Feivel Fathiturulhaq, Ian Prayata AW., Ludya Savana, Zhafira Bilqis, selain Bintang.
Lokakarya yang diadakan sejak tahun 2020 ini menghubungkan indera dan cerita anak muda Asia dan menemukan perspektif baru yang dapat memperluasnya menjadi agenda teater untuk anak muda. Selama tiga tahun terakhir, 22 remaja dari Korea dan Indonesia telah mengalami perjumpaan dan koneksi melalui lokakarya penelitian. Melalui pengalaman ini, diharapkan para remaja dapat menemukan kembali indera dan imajinasi mereka tentang Asia dan menemukan wilayah mereka sendiri.
Tim riset dan penasihat program ini terdiri dari sejumlah 4 periset, sosiolog, antropolog, maupun produser dari Korea dan Indonesia. Setelah melakukan lokakarya 11 kali pertemuan secara daring melalui zoom, pada 3 Desember kemarin hasilnya dipresentasikan oleh peneliti Sohn Seohee, dramawan Na Sumin dan musisi Jeong JungYeop.
Dari lokakarya inilah menghasilkan presentasi bertajuk ‘At 22 Stops’ (Di 22 Pemberhentian). Presentasi atau penampilan seni di atas disiapkan untuk membacakan materi penelitian peserta selama 3 tahun terakhir. Penonton dan peneliti dapat membuka laci peneliti individu yang dipasang di atas panggung dan melihat materi penelitian yang diteliti 22 remaja tentang pemuda Asia dan diri mereka sendiri. Kemudian, Anda dapat berpartisipasi dalam penelitian dengan menulis kalimat dan pemikiran yang mudah diingat dari bahan penelitian di laci yang Anda baca ke kartu penelitian yang tersedia.

“Ini pengalaman asyik, bisa nambah teman dan jaringan serta mengetahui model berkarya seni dari hasil penelitian. Tidak hanya tahunya drakor di teve, tapi kita tahu kehidupan remaja Korea sesungguhnya hehe…, ” ungkap Bintang.
Itulah hasil Research Asian Youth yang telah dilalui. Selain memproduksi, mengembangkan, dan meneliti remaja sebagai subjek, projek ini dapat dijadikan sebagai media ruang bagi remaja di Korea maupun Indonesia agar merasakan rutinitas kehidupan sehari-harinya.
Selain itu, program ini juga dapat menyerap bidang seni, kearsipan, budaya populer, sosiologi dan antropologi. Pandemi rupanya tak boleh dipakai alasan dan halangan untuk berkarya dan berkomunikasi, bahkan antar remaja yang berjauhan jarak. +++