CandikataPuisiSastraSeni

BAU KEMARAU

PUISI-PUISI FARIS AL FAISAL

 Bau Kemarau 
  
 Meneguk gelas matahari
 Bau kemarau
 Aroma mencium payau
  
 Tanah retak
 Hati saya telah koyak
 Luka dalam sajak
  
 Kau sendiri adalah jarak
 Mengantarakan siang dan malam
 Memilih menjadi senja 
  
 Dan kau tak lebih kejam
 Membakar seperti musim panas 
 Dahaga wajah mencari rindu
  
 Indramayu, 2019 
  
  
 Pada Baris Puisi 
  
 Sebuah kenangan abadi
 Pada baris puisi
  
 Kita mengumpulkan kata-kata
 Menjadi cerita
  
 Ada yang tampak seperti matahari
 Dan tersembunyi bagai mata hati  
  
 Selama rembulan tak terpisah cahaya
 Di situlah saya menetapimu
  
 Indramayu, 2019
  
  
 Senja Jakarta 
  
 Taman Ismail Marzuki
 Dalam senja Jakarta
  
 Para penyair menjadi pohon
 Menggugurkan daun-daun puisi   
  
 Indramayu, 2019
  
  
 Kidung Puisi
  
 Selamat malam duhai puisi
 Mari bersama saya bersenandung
 Dalam sebuah kidung  
  
 Mari kita menuju tangga nada
 Memecah batu-batu sunyi
 Menggemakan bukit-bukit hijau
  
 Lagukanlah sekarang puisi
 Seperti para penyair membaca
 Sajak-sajak cinta
  
 Kita berdua ke taman langit
 Memetik tangkai bintang
 Mencium aroma mahkota nebula        
  
 Dalam seru jantung angin
 Kita berlari mengejar ombak-ombak awan
 Lalu terbang memeluk mawar bulan
  
 Kening malam berkeringat
 Bagai tetes-tetes liur burung walet
 Melukisi langit-langit goa rindu   
  
 Kita berdiri di atas puncak semesta
 Menggigit manisnya kenangan
 Kidung puisi semakin redup dan jauh    
  
 Indramayu, 2019
  
  
 Denyut Jantung Rindumu 
  
 Bunyi tetes air di dalam goa 
 Lebih puitis denyut jantung rindumu
  
 Ia berkata-kata melalui getaran
 Merambat di udara senja yang basah
  
 Dari sana mengalir sampai ke dinding batu
 Berdiam diri dan berlumut waktu
  
 Saya menemukan bulu-bulu pesan di sana
 Anak-anak pohon liana berbunga
  
 Akan ada saat yang dinanti itu tiba
 Kita merambat dan memanjat tirai pagar
  
 Sebuah jendela persegi terbuka
 Dan kita bisa melihat keindahan dunia     
  
 Indramayu, 2019
  
  
 Terima Kasih           
  
 Terima kasih 
 adalah larik puisi terindah 
  
 Terima kasih 
 adalah bahasa cinta perdamaian  
  
 Terima kasih 
 adalah jalan menuju ketenteraman
  
 Terima kasih 
 adalah lagu puji menggema dalam doa
  
 Terima kasih
 adalah pernyataan tulus saya kepadamu
  
 Indramayu, 2019
faris

Faris Al Faisal lahir dan berdikari d(ar)i Indramayu, Jawa Barat, Indonesia. Bergiat di Komite Sastra, Dewan Kesenian Indramayu (DKI) dan Lembaga Kebudayaan Indramayu (LKI). Namanya masuk buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia” Yayasan Hari Puisi. Puisinya mendapat Hadiah Penghargaan dalam Sayembara Menulis Puisi Islam ASEAN Sempena Mahrajan Persuratan dan Kesenian Islam Nusantara ke-9 Tahun 2020 di Membakut, Sabah, Malaysia, Juara 1 Lomba Cipta Puisi Anugerah RD. Dewi Sartika dan mendapat Piala bergilir Anugerah RD. Dewi Sartika (2019), mendapatkan juga Anugerah “Puisi Umum Terbaik” Disparbud DKI 2019 dalam Perayaan 7 Tahun Hari Puisi Indonesia Yayasan Hari Puisi, dan pernah Juara 1 Lomba Cipta Puisi Kategori Umum Tingkat Asia Tenggara Pekan Bahasa dan Sastra 2018 Universitas Sebelas Maret. Tersiar pula puisi-puisinya di surat kabar Indonesia dan Malaysia. Buku puisi keduanya “Dari Lubuk Cimanuk ke Muara Kerinduan ke Laut Impian” penerbit Rumah Pustaka (2018).

Gambar Utama: Foto oleh Jernej Graj di Unsplash

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *