CandikataPuisiSastra

angan-angan seorang aku | puisi-puisi Inda Aminah

angan-angan seorang aku


percakapan ini lagi, kau di hadapanku.
menutur kembali soal-soal yang berulang sama.
aku telah mencobanya, tidak sekali tentu.
mengurai dengan teliti, lalu menjahitnya dengan jarum istimewa.

perjumpaan ini lagi, kau di bahuku.
menilik bayangan-bayangan yang sering gentayangan.
di antara singgasana yang kau buat dari perunggu.
berjingkat-jingkat seperti lelaki yang pulang kemalaman.

penyesuaian ini lagi, kau dan aku di tengah pendapa.
menyibak helai demi helai tirai yang kita bentang bersama.
aku bertanya kenapa tidak kau bawa saja semua helai yang tersisa?
sehingga esok pagi tak perlu lagi aku melabuhkannya.

lamunan ini lagi, aku menjejali benakmu.
melangkah masuk dalam belantaramu.
menggelar tikar bambu lalu mengawasi napasmu.
menari di sepanjang rongga-rongga nadimu.

dan menegak habis arak yang tersimpan dalam darahmu.

juni 2021



sepanjang hari


sepanjang hari itu ia sesuka hati duduk di sampingnya,
dibiarkannya sel-sel tubuhnya menari di relung-relungnya.
seperti setangkai dandelion yang bergoyang di luasnya padang,
menyambut angin dan melepas putik putihnya.

sepanjang hari itu ia leluasa menatap matanya,
ditemukannya rindu bergayut sembunyi di sudut-sudutnya.
seperti segelas susu hangat yang diseruput pelan.
menggiringnya keluar dan dicecapnya hingga tak tersisa.

sepanjang hari itu ia bebas menggenggam jemarinya,
disambutnya gema bersahut-sahutan di setiap jengkal porinya.
seperti debur ombak di bibir pantai yang berkejaran,
menghapus jejak-jejak kesedihannya.

sepanjang hari itu ia merdeka rebah di dadanya,
dinikmatinya detak-detak yang berdesakan hingga membuncah.
seperti seekor elang laut yang melintas melebarkan sayapnya,
hingga hilang segalanya hanyalah menyasar mangsanya.

13 februari 2022



menunggu


akankah kita terus saling mendakwa,
seakan rembulan tidak lagi bersanding dengan bintang.

akankah kita terus bersembunyi,
seakan payung yang sama selamanya tak berbunyi.

akankah kita terus bercinta,
seakan semesta tidak lagi bernyawa.

akankah kita terus menunggu,
seakan setiap detik akan setia menjaga sang waktu.

18 feb 2022



sejumput kisah kita


dengan susah payah aku kembali merentangkan,
seutas tali yang telah sekian lama aku letakkan,
dalam sebuah ruangan yang ketika aku buka,
pintunya telah memuai terkena panas dingin cuaca.
dan sepercik api dalam noda memenggal rentangannya,
dalam sekejap kedipan mata saja,
mengkandaskan asa.

28 April 2022
inda

Sejak remaja saya menaruh minat kepada seni tari dan seni pertunjukan, antara lain menari jawa klasik sejak usia empat tahun hingga sekarang, dan saat remaja juga belajar disiplin tari jazz balet. Sejalan dengan pendidikan akademik yang saya pilih di bidang manajemen, saya menjadi cinta dengan pengelolaan kegiatan-kegiatan kesenian. Menyelesaikan kuliah S1 bidang Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti dan setelah sempat bekerja di sebuah bank swasta di Jakarta, saya bergabung di Yayasan Kelola sebagai Koordinator Program sejak tahun 2004-2010 dan tahun 2014-2016. Hobi saya yang lain adalah menulis, umumnya puisi dan cerita pendek. Hobi yang satu ini belum pernah saya tekuni benar-benar seperti menari. Sampai kemudian bulan Juli 2019 saya mengikuti kelas Menulis dan Berpikir Kreatif oleh Ayu Utami di Komunitas Salihara, lalu sebuah sesi singkat kelas penulisan puisi di Teroka oleh Heru Joni Putra, dan satu bulan kelas penulisan oleh AS Laksana pada bulan November 2020. Sejak tahun 1999 sampai sekarang saya kembali mendalami tari Jawa dan menjadi salah satu penari di sanggar tari Jawa pimpinan Ibu Retno Maruti.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *